Master News – Musik instrumental harmonica dengan tema Anugerah Alam Indonesia ke 7 yang berjudul “ Yogyakarta Magnificence” ini merupakan projek berkelanjutan yang termasuk dalam album Anugerah Alam Indonesia by Sarah Saputri, dimana output nya adalah music video yang menampilkan potensi daerah, keindahan alam, budaya, ekonomi kreatif dan kearifan lokal setiap daerah. Video musik AAI 1 yang berjudul The Sun of Dihyang menampilkan keindahan alam yang ada di Dieng (Wonosobo, Jawa Tengah). Video musik AAI 2 (When Garut Smiles in Longing) menampilkan potensi daerah yang berada di Garut, dan berikutnya Sarah Saputri menyuguhkan sajian musik video yang dilebarkan ke beberapa daerah di jawa barat yang meliputi Bogor, Ciwidey, Sukabumi, dan Kuningan. Sajian musik video tersebut terdapat di video musik ke 3 sampai dengan ke 6 yang telah dirilis pada kanal youtube Sarah Saputri.
Berbicara mengenai konsep yang disuguhkan dalam musik video AAI 7 kali ini, Sarah Saputri menyentuh potensi daerah dan keindahan alam yang ada di Yogyakarta. Namun kali ini video musik disajikan lebih luas dengan menambah aspek di dalam video musik tersebut, yaitu mengenai peradaban. Peradaban dalam hal ini ditunjukkan dengan Candi Plaosan yang demikian megah dan menjadi salah satu destinasi wisata yang ada di Yogyakarta. Adapun potensi daerah sekitar Yogyakarta yang disertakan dalam video musik ini diantaranya keindahan alam juga kearifan lokal sebagai pelengkap dan dapat merepresentasikan manusia yang hidup berdampingan dengan alam dalam “keadaban”.
“Harapannya adalah agar penonton mendapatkan insight bahwa manusia tidak luput dari siklus kehidupan yang berulang dan terpaut oleh alam juga lingkungan hidupnya. Hanya saja, satu hal yang tidak dapat diulang oleh manusia adalah “waktu” dan “waktu” menunjukkan eksistensinya melalui “warisan” yang menjadi tuntunan. Saya ingin mengajak penonton dan pendengar agar lebih dapat bersyukur akan segalanya yang Tuhan berikan dan titipkan kepada kita sebagai pewaris akan kebesaran-Nya”ujar Sarah Saputri.
Dalam video musik ini, Sarah Saputri sesekali memainkan harmonika sebagai rasa syukur, kebahagiaan dan ketakjubannya kepada yang maha kuasa dalam keanggunan permainan harmonicanya. Kehadiran Nasirun seorang pelukis ternama, seniman dan maestro seni lukis yang terkenal akan penggunaan elemen kebudayaan Jawa dalam video ini sangat berarti bagi Sarah. “Sungguh luar biasa pak Nasirun, dia itu Legend! Aku bersyukur karena pak Nasirun bersedia untuk on frame saat beliau sedang merespon lukisannya yang berjudul Ibu Pertiwi, selain karyanya sangat indah, sebuah keberuntungan bagiku karena lukisan tersebut relate dengan tema video musik ini. Aku yakin, ini semua bukan hanya sebuah kebetulan ” ujar Sarah.
Lokasi shooting dalam video musik “Yogyakarta Magnificence” ini diantaranya adalah Wisata Mangunan, Pantai Parangtritis, Pantai Sundak, Gumuk Pasir Parangkusumo, Makam Imogiri dan Keraton Yogyakarta. Selain itu, batik yang menjadi ciri khas Yogyakarta juga turut disertakan dalam video ini, lokasi pengambilan gambar dilakukan di Erisa Batik. Makanan khas juga tidak ketinggalan yaitu tiwul ayu, dimana makanan tersebut terbuat dari singkong dan sudah dikonsumsi oleh masyarakat setempat sejak dahulu. Adapun wardrobe yang digunakan oleh Sarah Saputri adalah karya dari Bayu Kuntani, designer asal Yogyakarta.
Pengambilan gambar diarahkan, dilakukan dan di edit oleh Prakoso Umam yang dibantu oleh Geges. Pada asisten produksi terdapat Cici, Bonie dan Laily. Sedangkan untuk proses kreatif musik dilakukan di awal Februari tahun 2022, dimana lagu ini ditulis oleh Sarah Saputri dan di aransemen oleh Jason Limanjaya. Dalam hal ini, Jason Limanjaya menyajikan musik yang lebih megah dan anggun dengan balutan musik orkestranya, dan sebagai pelengkapnya yaitu pengisian gitar oleh Aditto. Proses mixing dan mastering dilakukan oleh Tantan Nugraha (Garputala Studio).
Video musik Yogyakarta Magnificence ini akan rilis di kanal youtube Sarah Saputri pada tanggal 26 Februari, dan sudah dapat dinikmati di seluruh digital store. Selamat mengapresiasi!
“Yogyakarta Magnificence” is a reflect of Gratitude
Harmonica instrumental music with the theme of the 7th Indonesian Natural Award entitled “Yogyakarta Magnificence” is an ongoing project included in the album Anugerah Alam Indonesia by Sarah Saputri, where the output is a music video that displays regional potential, natural beauty, culture, creative economy and local wisdom of each region. AAI 1’s music video entitled The Sun of Dihyang showcases the natural beauty of Dieng (Wonosobo, Central Java). The music video AAI 2 (When Garut Smiles in Longing) showcases the potential of the area in Garut, and then Sarah Saputri presents a music video presentation that is widened to several areas in West Java which include Bogor, Ciwidey, Sukabumi and Kuningan. The music video presentation can be found in the 3rd to 6th music videos which have been released on Sarah Saputri’s YouTube channel.
Talking about the concept presented in the AAI 7 music video this time, Sarah Saputri touched on the regional potential and natural beauty in Yogyakarta. However, this time the music video is presented more broadly by adding aspects in the music video, namely regarding civilization. Civilization in this case is shown by the Plaosan Temple which is so magnificent and has become one of the tourist destinations in Yogyakarta. The potential of the area around Yogyakarta that is included in this music video includes natural beauty as well as local wisdom as a complement and can represent humans who live side by side with nature in “civilization”.
“The hope is that the audience will gain insight that humans are inseparable from the cycle of life that repeats itself and is connected to nature and its environment. However, one thing that cannot be repeated by humans is “time” and “time” shows its existence through “inheritance” which is the guide. I want to invite the audience and listeners to be more grateful for everything that God has given and has entrusted to us as heirs of His greatness,” said Sarah Saputri.
In this music video, Sarah Saputri occasionally plays the harmonica as a form of gratitude, happiness and amazement to the almighty in the elegance of her harmonica playing. The presence of Nasirun, a well-known painter, artist and painting maestro who is known for using elements of Javanese culture in this video, means a lot to Sarah. “It’s really extraordinary Pak Nasirun, he’s a Legend! I am grateful that Mr. Nasirun is willing to be on frame when he is responding to his painting entitled Ibu Pertiwi, besides his work is very beautiful, it is fortunate for me because this painting relates to the theme of this music video. I’m sure, all of this is not just a coincidence “said Sarah.
The shooting locations in the “Yogyakarta Magnificence” music video include Mangunan Tourism, Parangtritis Beach, Sundak Beach, Parangkusumo Sand Dunes, Imogiri Cemetery and the Yogyakarta Palace. In addition, batik, which is the hallmark of Yogyakarta, is also included in this video, where the shooting took place at Erisa Batik. Typical food is also not left behind, namely tiwul ayu, where the food is made from cassava and has been consumed by the local community for a long time. The wardrobe used by Sarah Saputri is the work of Bayu Kuntani, a designer from Yogyakarta.
The shooting was directed, carried out and edited by Prakoso Umam who was assisted by Geges. The production assistants are Cici, Bonie and Laily. Meanwhile, the creative music process was carried out in early February 2022, where this song was written by Sarah Saputri and arranged by Jason Limanjaya. In this case, Jason Limanjaya presents music that is more magnificent and elegant with orchestral music, and as a complement, Aditto fills in guitars. The mixing and mastering process was carried out by Tantan Nugraha (Garputala Studio).
The Yogyakarta Magnificence music video will be released on Sarah Saputri’s YouTube channel on February 26, and can be enjoyed in all digital stores. Happy appreciating!